Sewaktu saya kecil, bercita-cita abstrak “berguna bagi nusa dan bangsa” adalah hal yang wajar. Sepertinya cita-cita tersebut sudah jarang terdengar saat ini. Cita-cita anak-anak kita sekarang cenderung lebih konkrit. Morteza (6), anak sulung saya, bercita-cita menjadi peneliti robot. Menurut analisis singkat saya, era informasi telah membuat anak-anak sekarang lebih cepat melek profesi.
Pertanyaan yang menggelitik bagi para pendidik adalah: Lebih prioritas mana mengajarkan konsep nasionalisme atau profesi terlebih dahulu? Silahkan berkomentar!
Ngomong-ngomong, saya kepikiran hal tersebut, setelah membuka-buka kembali buku hadiah dari pak Nur Mahmudi Ismail berikut: