Kontribusi Optimal

build-the-way.jpgUntuk bisa menyumbangkan kontribusi yang optimal di kehidupan kita yang singkat, kita tidak bisa hanya dengan menjadi seorang generalis, yang mengetahui berbagai hal namun dangkal atau melakukan banyak hal tapi tidak signifikan. Kita mesti memilih satu bidang spesialisasi ilmu atau profesi yang kita yakini dapat menjadi expert dan unggul. Kita tidak bisa menjadi segalanya dan tidak akan pernah sanggup melakukan segalanya. Kemampuan kita terbatas. Oleh karena itu untuk menjadi kontributor, kita haruslah mengetahui di mana letak titik kekuatan kita, di situ lah kita memberikan karya terbaik. Bung Anis Matta mengusulkan ada empat bidang kontribusi yang bisa dilakukan yakni: bidang pemikiran/ilmiah, bidang kepemimpinan, bidang profesional dan bidang finansial. Saya menambahkan satu lagi, yaitu ketaatan seorang “prajurit”. Sebab untuk orang yang telah berusaha sekuat tenaga untuk mnejadi unggul di empat bidang kontribusi di atas namun tidak berhasil, ia masih bisa berperan menjadi batu bata kontribusi itu sendiri dengan ketaatan kepada pemimpin yang benar, layaknya taat seorang prajurit.

Namun jangan berbangga dahulu setelah seseorang menjadi spesialis, ia mesti mengembangkan dirinya untuk menjadi versatilis. Untuk memahami istilah versatilis ini, saya kutipkan tulisan saudara Romi Satrio Wahono yang membahas versatilis di bidang SDM IT berdasarkan Gartner Predictcs 2006 Special Report. Gartner meramalkan bahwa pada tahun 2010 pasar kerja para spesialis Teknologi Informasi (TI) akan berkurang hingga 40%. Para spesialis (specialist) ini akan digantikan oleh versatilis (versatilist).

Mengapa ada perubahan arah SDM TI seperti ini? Faktor terbesar adalah meningkatnya persaingan bisnis seiring dengan semakin kompleksnya perkembangan Teknologi Informasi sendiri. TI semakin dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan di berbagai bidang, diperlukan solusi multidisiplin, multiplatform dan sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi. Disinilah Gartner menyebut istilah “IT versatilist”, yaitu orang-orang yang memiliki pengalaman, kemampuan menjalankan berbagai tugas yang beragam dan multidisiplin (versatile), dimana semua itu untuk menciptakan suatu pengetahuan (baru), kompetensi dan keterkaitan (context) yang kaya dan padu guna mendorong peningkatan nilai bisnis.

Sifat sang versatilis adalah fleksibel terhadap teknologi, orientasi utamanya adalah untuk memberikan solusi sesuai requirement (kebutuhan) yang diminta oleh sang customer. Versatilis bukan seorang generalis yang mengenal semua bidang dan teknologi tapi hanya kulitnya (dangkal). Versatilis tidak terlahir tiba-tiba, tapi karena pengalaman matang menjadi seorang spesialis. Versatilis juga bukan spesialis yang hanya mengerti cakupan bidang yang sempit, meskipun dalam. Versatilis adalah seorang spesialis yang berpikir lebih luas, berwawasan, matang, penuh perhitungan, mengerti tentang bisnis, orientasi kerja untuk memberi solusi, mampu bekerjasama (membangun networking) dengan orang-orang TI lain maupun non TI, dan yang pasti tidak mengkotakkan dirinya pada sebuah teknologi, tool atau platform.

Versatilis ini tidak hanya diperlukan dalam bidang IT saja, tapi di semua bidang. Saya mengambil contoh di bidang keagamaan. Para Ustadz/pastor/bikshu masa depan mesti seorang yang versatilis. Jadi mereka tidak cukup hanya dengan latar belakang pendidikan agama saja. Ustadz atau tokoh agama sekarang dan masa depan harus memiliki wawasan tentang psikologi, ekonomi dan manajemen, komunikasi dan teknologi komunikasi, atau bahkan fisika modern untuk menghadapi tantangan dakwah yang semakin besar.

Di atas versatilis masih ada satu tingkatan lagi, yakni multi expert, ahli di berbagai bidang (tidak mesti ahli di semua bidang).  Memang tidak semua manusia diberi anugerah untuk menjadi multi expert. Namun itu bukan berarti membuat kita untuk tidak berusaha mengoptimalkan seluruh potensi yang kita miliki untuk selalu meningkatkan diri, dari spesialis, versatilis ke multi expert.

Referensi Lanjutan:

Anis Matta, M. Model Manusia Muslim Abad XXI – Pesona Manusia Pengemban Misi Peradaban Islam. Bandung: Progressio.2007

Leave a comment